Thursday, March 8, 2012

Condor


Burung Condor (di Indonesia lebih dikenal dengan nama Burung Rajawali-seperti yang ada di film Yang Guo-Return of The Condor Heroes) merupakan burung besar yang ditemukan di wilayah pegunungan Andes, Peru. Pada tahun 1973 burung ini hampir punah akibat perburuan yang berlebihan dan telah ditempatkan dalam daftar burung yang terancam punah. Tetapi saat ini mulai berkembang lagi berkat upaya dari Kebun binatang Claveland Metro Parks.

Condor Jantan
Burung Condor ini lebih memilih tinggal di wilayah Negara yang terbuka atau pegunungan yang memiliki tebing-tebing curam dan berbatu yang memungkinkannya untuk menemukan bangkai binatang yang merupakan makanan utama mereka. Untuk sekarang ini burung Condor dapat ditemukan di daerah tertentu Peru, Venezuela, Colombia dan di tebing-tebing Patagonia.


Condor Betina
Burung Condor lebih memilih memakan bangkai hewan yang telah mati daripada membunuh mangsanya. Bayi Condor belum mampu terbang hingga ia berusia 7 bulan. Condor betina memiliki mata berwarna merah yang cerah dan tidak memiliki jambul berdaging seperti Condor jantan.





Perkembangbiakan

 Condor memiliki sarang yang terletak di tempat-tempat sulit diakses seperti dalam celah  atau di gua batu dan hal ini membuat mereka membutuhkan waktu yang cukup lama untuk membangunnya. Setelah sarang jadi, betina biasanya meletakkan telur putih tunggal yang panjangnya sekitar 10 cm. Inkubasi berlangsung sekitar 55 hari, dan secara bergantian  dilakukan oleh jantan dan betina untuk menghangatkan telur. 
  
Bayi Condor
Tubuh Bayi Condor saat lahir sangat lemah dan berwarna abu-abu keputih-putihan. Orang tuanya biasanya akan memberikan makan makanan yang mudah dicerna dan lunak. Bayi Condor ini akan tetap berada di sarangnya selama lebih dari setahun. Membutuhkan waktu 2 tahun untuk tumbuh dewasa dan mulai berkembang biak. Condor biasanya bertelur  antara bulan September dan Oktober.
   

Nama ilmiah: Vultur Griphus   
Musim kawin: Juli   
Pemisahan dari orang tua: Selama tahun kedua
Berat Dewasa: 44-66 Kg
Lebar sayap: 3 Meter
Tinggi: 1,3 Meter
Panjang Umur: Sekitar 50 Tahun
Makanan: Bangkai binatang, hewan yang baru lahir, telur burung lain

Wednesday, March 7, 2012

Pisco Sour

Pisco Sour

Setiap hari Sabtu di minggu pertama bulan Februari setiap tahunnya, diadakan peringatan hari Pisco Sour di Peru. Di hari Pisco Sour itu banyak orang berjualan Pisco Puro (Pisco murni), Pisco dengan rasa buah maupun Pisco yang sudah dicampur dengan formula khusus yang dinamakan Pisco Sour. 

Pisco Puro
Di setiap daerah ada berbagai pameran penjualan berbagai macam Pisco dengan harga yang relative lebih murah dibandingkan dengan hari-hari biasa. Pisco Puro merupakan pisco murni yang memiliki kadar alcohol lebih dari 40%. Adapula pisco merupakan fermentasi dari buah-buahan dengan berbagai macam buah seperti pisco strawberry, pisco kayu manis (chinamon), pisco apel, pisco markisa, pisco coklat, dan lain-lain. Biasanya pisco buah-buahan ini memiliki kadar alcohol yang rendah yaitu sekitar 13-25%. Pisco Sour merupakan minuman beralkohol sejenis cocktail yang rasanya asam karena mengandung lemon. Minuman ini dapat dikatakan memiliki level yang sama dengan Martini dan Margarita.

Pisco Chocolate
Pisco Peru dihasilkan dari abad keenam belas, merupakan salah satu jenis cocktail. Pisco Sour berasal dari Peru pada tahun dua puluhan abad ke-XX di Bar Morris, Calle Boza 847, Jiron de la Union Lima. Menawarkan sebuah hal baru yaitu Pisco Sour (Pisco dengan rasa asam) yang terinspirasi oleh whisky asam. Jose Antonio Schiaffino berpendapat dalam "The Origin of Pisco Sour", penemu formula dari Pisco Sour adalah Victor California V. Morris, yang merupakan pemilik Bar Morris.

Pisco Strawberry
Minuman ini diciptakan dengan menambahkan rasa asam dari tradisi Inggris, beberapa bahan lain, yang bersama-sama menyeimbangkan keasaman lemon di Peru. Sejak saat itu, minuman ini terus menyebar tidak hanya di Peru tetapi di negara-negara lain juga.

Pisco Sour ini pertama kali dibuat oleh beberapa bartender Peru yang bekerja di Bar Morris. Mereka adalah Alfonso Bregoye, Graciano Cabrera y Alberto Mezarina.

Pada tahun 1933, penutupan Bar Morris ini membuat para bartender tersebut pindah untuk bekerja di hotel-hotel di Lima seperti El Maury dan Bolivar. Di Hotel El Maury inilah kali pertama formula dari Pisco Sour dipatenkan.



Tuesday, March 6, 2012

Masakan Khas Peru "Pollo A La Brasa"

Meskipun kedengarannya aneh, tapi setiap minggu ketiga di bulan Juli setiap tahunnya Peru memiliki tradisi hari peringatan “Pollo a la Brasa” (baca: poyo a la brasa). Sebuah makanan khas Peru yang banyak disukai (termasuk saya sendiri). 
Pollo A La Brasa dengan Ají

Pollo a la Brasa adalah ayam panggang yang renyah dan gurih berwarna kecoklatan yang disertai kentang goreng yang renyah pula yang ditaburi garam. Untuk menikmatinya biasanya dimakan dengan sambal khas buatan Peru yang disebut ají (baca: ahi). Ají ini terbuat dari paprika kuning, keju, susu, bawang putih, olive oil, dan daun huacatay (saya masih belum tahu bahasa Indonesianya) yang diblender jadi satu.

Ayam panggang menjadi salah satu penemuan paling penting dari keseluruhan masakan Peru. Sebuah mekanisme yang dirancang khusus untuk memanggang ayam di atas kayu bakar atau arang yang membuat rasa ayam panggang ini menjadi begitu adiktif.

Ayam panggang ini merupakan makanan paling banyak peminatnya di Peru. Apalagi turis-turis yang baru datang untuk pertama kalinya ke Peru. Kurang lengkap rasanya jika sudah datang ke Peru tanpa mencoba makanan ini. Jadi bagi Anda yang ingin berlibur ke Peru, jangan lupa untuk mencoba makanan yang satu ini. Harga per paket dari Pollo a la brasa ini (Salad, 1/4Kg Pollo a la brasa, kentang goreng, makanan penutup, dan minum)  berkisar antara 15-25 Soles atau sekitar Rp. 50.000 - Rp. 87.000.

Sejarah ayam
panggang ini dimulai lebih dari 61 tahun lalu. Tepatnya pada tahun 1950, ketika seorang koki bernama Roger Schuler-seorang kelahiran Swiss (pemilik rumah makan pollo a la brasa pertama, La Granja Azul) mencoba memasak anak ayam yang telah ditusuk dengan sebatang besi di atas arang.
Tungku Pollo A La Brasa

Hal ini membuat Schuler meminta temannya Franz Ulrich (seorang ahli dalam mekanik logam) untuk membangun tungku dengan karakteristik khusus, yang mampu memutar batang-batang besi kecil dengan masing-masing delapan anak ayam.

La Granja Azul
Setelah resepnya siap dan oven khusus itu jadi, pollo a la brasa mulai dijual di Santa Clara, Ate, La Granja Azul. Ayam-ayam yang dijual di sana masih kecil, masing-masing sekitar satu kilo.

Restoran
selanjutnya yang dibuka bernama El Rancho, yang terletak di Avenida Benavides. 5 Tahun selanjutnya tidak lebih dari 10 rumah makan pollo a la brasa baru dibuka di Lima dan sekitarnya.

Llama Hewan Khas Peru



Llama (baca: yama) adalah spesies yang sangat unik yang cocok dengan iklim dataran tinggi dan daerah lain di Peru. Llama adalah hewan yang sangat tangguh yang saat ini sangat populer di berbagai negara, di mana ia diperlakukan dengan hormat dan dirawat dengan baik. Peru sendiri memiliki 30% dari total Llama yang ada dan tersebar di dunia. Llama merupakan penduduk asli dan merupakan hewan peliharaan orang Andes. Habitatnya di Peru adalah di daerah Puna.Llama memiliki nama ilmiah yaitu Llama Glama. Ia termasuk dari golongan Camelidae. Nama umumnya yang dikenal adalah Llama atau Kakka (dari bahasa Quechua).

Llama merupakan sebangsa unta yang hidup dan menghuni di Amerika Selatan. Tingginya dapat mencapai 1,90 meter, dengan panjang tubuh yang kurang lebih sama, memiliki leher yang panjang dan lurus, kepala kecil dengan mata bersinar dan mulut besar dengan celah bibir dan telinga panjang dan meruncing ke atas. Tubuhnya ditutupi bulu seperti bulu domba berwarna abu-abu, kuning dan bahkan putih. Ekornya pendek dan kakinya kurus dan panjang, dengan telapak kaki yang memiliki dua jari terpisah yang mirip dengan unta.   
Ia mampu menahan beberapa minggu tanpa air minum asalkan ia mendapat makanan yang mengandung air. Ketika ia mengerti bahwa posisinya terancam atau marah ia akan menakut-nakuti musuhnya dengan meludahi musuhnya itu dengan rumput yang setengah dicernanya.

Dalam kebudayaan dari Inca, Tiahuanaco dan Wari, Llama berkaitan erat dengan perekonomian masyarakat Andes, terutama untuk menjadi binatang pengangkut beban dan transportasi, yang digunakan hingga hari ini . 
Kulit llama dapat digunakan untuk membuat sandal, bulunya dapat digunakan untuk membuat pakaian, dagingnya dapat dikeringkan untuk dimakan. Llama tidak dapat lepas dari dunia Andes, ia tahan cuaca, dapat menyesesuaikan diri dengan ekosistem Puna yang keras.

Terdapat beberapa macam Llama hasil dari persilangan yaitu:
  • Hasil persilangan antara Llama jantan dengan Vicuña betina yang disebut Llamovicuñas
  • Hasil persilangan antara Llama jantan dengan Alpaca betina yang disebut Huarizo
  • Hasil persilangan antara Llama jantan dengan Guanaco betina yang disebut Llamaguanaco


Perbedaan Llama, Vicuña, Alpaca dan Guanaco

Llama memiliki ciri:    Tingginya hingga 1,90 Meter 
                                 Berat dapat mencapai 125 Kg

Vicuña memiliki ciri:   Tingginya hingga 0,80 Meter
                                  Berat berkisar antara 40-50 Kg

 Alpaca memiliki ciri:   Tingginya hingga 1,60 Meter
                                  Berat berkisar antara 70-85 Kg

Guanaco memiliki ciri: Tingginya hingga 1,20 Meter
                                   Berat dapat mencapai 100 Kg 



Vicuña
Guanaco

Alpaca





































Sumber: http://www.revistadini.com/noticia/307/llama.html

Saturday, March 3, 2012

Sejarah Machu Picchu


Machu Picchu terletak sekitar 400 meter dari laut yang berada di provinsi Urubamba, Cusco. Berupa bangunan batu yang sempit dan tidak rata serta berundak-undak. Merupakan bangunan yang penuh misteri karena hingga sekarang para arkeolog masih belum mampu menguraikan sejarah dan fungsi dari kota yang terbentang kurang lebih 1 kilometer ini yang dibangun oleh suku Inca yang merupakan bangunan yang ajaib yang terletak di wilayah geografis pertemuan antara Andes dengan Amazon.

Machu Picchu terletak di tebing hutan Amazon yang bermusim hujan setiap bulan sepanjang tahun. Suhu terpanas di sana sekitar 26° Celcius dan pagi terdingin pada bulan Juni dan Juli di mana temperaturnya dapat mencapai suhu -2° Celcius. Suhu rata-rata sekitar 16° Celcius.

Hiram Bingham
Penemuan pertama dari peradaban suku Inca ini dimulai ketika Hiram Bingham yang adalah seorang penjelajah dan guru sejarah Amerika Selatan pertama melintasi dataran tinggi Peru pada Februari 1909 yang merupakan bulan yang paling banyak turun hujan sehingga perjalanan sulit dilakukan. Namun, kunjungan yang dilakukannya kali itu menarik minatnya pada suku Inca.  

Pada tahun 1911 ia kembali lagi untuk melakukan ekspedisi yang awalnya diarahkan untuk mengunjungi Sungai Urubamba dan sekitarnya untuk mencari kota terakhir dari  peradaban suku Inca.

Bingham mempelajari tulisan-tulisan dan dokumen tentang penjajahan dengan tujuan untuk mengetahui persisnya di mana mereka harus memulai pencarian. Dia juga mendengar tentang sebuah kota yang dibangun secara misterius di hutan, tapi tak seorang pun di Cusco memberikan keterangan terhadap berita ini karena orang beranggapan bahwa kota terakhir dari peradaban suku Inca itu berada di Choquequirao.

Melchor Arteaga
Ekspedisi yang dia lakukan tidak mengikuti jalur Sungai Urubamba karena terdapat sejumlah reruntuhan di sepanjang jalan. Pada tanggal 23 Juli 1911, Bingham datang ke Mandor di mana ia bertemu dengan seorang  petani bernama Melchor Arteaga yang bercerita tentang keberadaan dua lokasi Inca, yaitu di Machu Picchu dan Wayna Picchu.

Arteaga dipekerjakan sebagai pemandu lokal, dan ketika ia menyarankan agar rombongan Bingham diarahkan menuju ke puncak gunung, kolega Bingham memberikan banyak alasan agar mereka tidak ikut pergi ke sana. Kemudian, Bingham melakukan perjalanannya hanya dengan Arteaga dan Sersan Carrasco (yang berperan sebagai penerjemah dari pemandu yang hanya bisa berbahasa Quechua) melintasi aliran Sungai Urubamba dengan lancar dan bertemu di sisi lainnya sebuah vegetasi sangat lebat seperti layaknya hutan, membuat jalan mereka kadang-kadang mengalami hambatan hingga harus merangkak untuk melewatinya.

Bingham dan Carrasco
Setelah makan siang, sekitar 600 meter dari  sungai, mereka menemukan sebuah pondok dan beberapa petani yang bekerja di terasering pertanian Machu Picchu. Setelah istirahat, Bingham memutuskan untuk terus mendaki, namun, Arteaga memutuskan untuk terus berbincang dengan para petani tersebut dan sebagai gantinya, ia mengirim seorang anak sebagai pemandu untuk mereka. 

Sebagaimana Bingham dan Sersan Carrasco terus mendaki, mereka bisa melihat terasering paling mengesankan, tapi apa yang paling mengejutkan mereka adalah melihat serangkaian dinding Inca yang selesai dibangun halus yang ditutupi oleh vegetasi yang lebat. Si anak pemandu itu membawa Bingham melewati semak-semak dan bambu dan akhirnya tiba di sebuah gua besar yang selesai diukir dengan halus, dalam perkataan Bingham, itu merupakan sebuah makam raja.

Kemudian Bingham kembali ke negaranya, dengan membawa berita tentang Machu Picchu. Penemuan ini menarik perhatian dunia dan khususnya, dari Yale University dan National Geographic Society, kedua lembaga memutuskan untuk membantu Bingham dalam eksplorasi tentang reruntuhan yang ditemukan pada tahun 1912 dan 1915.

Ekspedisi Bingham
Yang membuat Bingham dan timnya merasa aneh adalah kenyataan bahwa kuburan tidak banyak ditemukan di Machu Picchu ia berkata, "perhitungan cermat terhadap kerangka dan tulang-tulang yang ditemukan di gua-gua dan kuburan yang berbeda tampaknya terdapat 173 jasad orang yang kemungkinan 150 jasad dari total jasad yang ditemukan tadi adalah wanita, sebuah persentase yang luar biasa, yang memungkinkan mereka untuk mengatakan bahwa ini pernah menjadi tempat suci yang penduduknya itu adalah "Wanita-wanita Terpilih oleh Matahari". Beberapa jenazah lainnya yang ditemukan di Machu Picchu adalah para pelayan." Ada anggapan bahwa buruh tani dan prajurit dimakamkan di tempat-tempat lainnya di luar kota. Anggapan ini menjelaskan mengapa tidak ditemukan lebih banyak jasad lain di sana.

Bingham menambahkan bahwa mereka tidak menemukan emas atau perak, tetapi menemukan benda logam perunggu dan lainnya, juga dari kayu, batu dan tulang. Secara keseluruhan di Machu Picchu Bingham menemukan 521 barang dari keramik dan sekitar 220 benda logam yang teridentifikasi dengan baik.

Ada banyak kontroversi tentang alasan apa yang sebenarnya membuat Bingham melakukan ekspedisinya di Peru, dengan keterangan yang banyak bertentangan dengan laporan. Laporan resmi pemerintah Peru yang dibuat pada tahun 1916, melaporkan bahwa mereka mengambil 74 kotak penuh tulang, mumi, keramik, tekstil, logam dan benda-benda kayu, namun tidak ada emas atau perak tercatat. Namun, ada banyak keraguan, mengingat besarnya daerah tersebut. Semua studi setuju bahwa tidak mungkin untuk tidak menemukan benda terbuat dari logam mulia di Machu Picchu.
Peninggalan Inca di Machu Picchu

Pemerintah Peru bersama dengan Yale University membicarakan tentang pengembalian material dan penempatannya ke sebuah museum arkeologi dari Machu Picchu

Pada April 2011 lalu pengembalian mulai dilakukan ke Istana Kepreresidenan Peru. Pameran material ini dibuka secara gratis untuk umum pada Pk.09.00-20.00 di aula "Dorado" dan aula "Túpac Amaru" di Istana Kepresidenan. Material yang dikembalikan itu berupa kerangka manusia, keramik, dan benda-benda logam lainnya.










Sumber: http://www.ticomperu.com/machupicchu/historia.html